Lyrics Moses Bandwidth Band
Artist : Moses Bandwidth
Album : Compilation
Genre : Gothic
Location : Jawa Barat
Track List :
ENAM MASA PENCIPTAAN
Untuk sekian lamanya
Jiwa yang penuh hikmat nan indah
Diiringi sipuan senyum surga
Dengan sepenuh hatinya untukku
Namun datanglah saat dimana tangan ini
Merangkai dosa sejak hari penciptaan
Sampai surga menghempaskan diriku
Dalam keadaan hina lagi terkutuk
Apakah kejahatan malam membuat jiwa ini
Terhampar seperti puing-puing bintang
Yang jatuh kepermukaan bumi…?
Apakah karena seluruh dosa telah diwariskan
Kepada seluruh anak cucu Adam…?
Apakah karena Isrofil yang masih menunggu
Hari yang dijanjikan untuk meniup sangkalanya…?
Atau apakah karena Jibriel tidak lagi
Diutus menurunkan wahyu setelah kenabian
Telah usai…?
Aku hendak naik ke langit
Aku hendak mendirikan takhta
Mengatasi bintang-bintang Tuhan
Aku hendak duduk diatas bukit pertemuan
Aku hendak naik mengatasi awan-awan
Aku hendak menyamai Yang Maha Tinggi
ARABIAN DREAMS
Wind lick the spear thet planted
To the corpse of the catasthrophe
Falling tears of the cloudy skies
Showering the putrescence surface
Of landscape that and enshroud
By convergent remains
From armour of the end
That defleshed by the deity plague
Duhai pengisi tahta birahi
Tidakah kentara gema pembuka
Kisah masa cekam mengerikan
Cerai beraikan kita berdua
Mata pedang ini bara hasratku
Cabik apapun yang membayangi
Langkahku mencari antara kafilah galaksi
Dan sandingkan dua hati kami
Dimanakah kita saat Ya’juz dan Majuz terbebas
Sempatkah kita bersua sejak Almasih Dajjal lahir
Dan pembantaian dimulai…
DATANG DAN PERGI
Apa yang seharusnya akan terucap
Justru hilang semuanya
Dalam kelam datang dan pergi
Datang dan pergi,...
Tak peduli bagaimanakah hatiku..
Dalam gelap yang selalu Menyesakan
Biar kusendiri sekedar elus hati
karna kuingini
Menatap senja sambil memalingkan muka
Selamat tinggal semuanya kisah cinta
Bukan untuk datang dan pergi namun kusendiri
Tinggalkan cerita dalam masa yang lalu…
Dari ujung tanduk aries
Kulihat mentari jatuh tenggelam
Kau menjelma dalam kegelapan malam
Menari bersama ribuan bintang
Seribu pilu perang badar
Terbayang sejuta keheningan
Biarpun nyawaku terlepas
Kumasih berharap dirimu ada disisiku
FALLING DOWN
Was I made from the soil of inferno
As my flesh keep tortured over and over again
Was the pregnancy of me in the ugly year
And I was given born in deth penalty
Along the mourning records of the fall
Eversince Lucifer to eve
down to earth to habil’s homicide
Was I aborted since my early embryonic grow
Or I am a flesh from incestuous filthy deeds
That I’am crying all the sin of the elder one
Or I’am the of mother nature anathema
Along the mourning records of the fall
Eversince Lucifer to eve
down to earth to habil’s homicide
Was hate given born to stare at my move
I’m falling down like an early sin of the serpent’s wrath
Guilt and pain are two sides of my broken wing
And I was given a born in death penalty
I wish I was dust who was given born in nothingness
Was hate given born to stare at my move
Eversince Lucifer to eve down to earth to habil’s homicide
FORSIT VIRGINITY
Terdengar satu ungkapan
Hembusan Hulu anka
Buaian nujum golgota
Serpihan cinta
Bisikan merah virginitY
Meruntai disanubari
Dikhoibar kau ungkapkan kesetiaan
Dalam buaian ahli nujum
Dan pilu mastrubasi
Kumasih berharap temukan
bait cinta abadi
Meruntai dalam merah senja
Mengalir kepiluan
Kutemukan sebuah sisi
Dimalam gerhana purnama
Benderang putih cahaya purnama
Menari didalam hati pertama
Hiasi sebuah angan ternama
Sewangi bunga masa harasenama
Kulihat indah wajahmu
Memudar pada duka
Kukecup manis bibirmu
dikerinduan
Himpitan rindu forsity
Menari dan penuh arti
Pelukan erat tubuhmu
Mengiringiku
HYBRID CHOSROES
Kumelangkah telusuri hari
Meniti apa yang kucari
Bayangmu slalu terkenang indah
Diantara kafilah dini
Datanglah untuk malamku
Bersama tarbiz nyanyianmu
pada alunan rindu
Didalam lunai anganku
Terikat satu kerinduan
Pada wangimu kini
Biarlah itu semua
Berlalu dengan hampa
Walau kita masih bersama
Hanya satu mimpi kita
Masih terus kuraba
Didalam semu dunia
Hanya angin menerpa ragaku
Disisi indahnya Chosroesmu
Akankah semua ini
Mampu kita lalui
Disaat beku teruji
Yakinkanlah dihati
Asa akan menggapai
Atas apa yang kita cari
KU UCAPKAN SELAMAT TINGGAL
Kuberjalan sendiri
Dalam himpitan dunia
Terjerat kepedihan hati
Berpaling dari semua hasrat
Kegelapan malam
Membeku dalam hampa
Warna yang telah memudar
Kuucapakan selamat tinggal
Bunuh dirimu,...
Hempaskan nafas terakhirmu
Bawa serta jiwamu,...
Menuju gerbang keabadian
Tinggalkan duniamu
Biarkan mereka meratap
Karena hidup tanpa arti
Menuju bakaran semu
Semasa yang penuh dosa
Kebencian dalam hatiku
Semua takan pernah berubah
Kuucapkan selamat tinggal...
LAILA MAJNUN
Kau Indahkan malamku antara putaran rindu
Begitu berat kuungkap kejujuran hatiku
Bagaikan syair tanpa syahdu
"..Rajut benang keikhlasan
Rangkul damai ketulusan
Peluk kasih tulus kerinduan
Senyuman hanya sketsa kenangan
Mencintai angan-angan
Menjadi alur khayalan
Bayangan semu hanya lukisan kosong
Praduan.."
Biarkan aku kini merasakan cinta
Terpendam dihati dan tak nyata
Diufuk hudaibiyah tersirat rintihan tangis
Kau tiup siluet nafasku pada senja terbentang
Seuntai anganku terkenang
"..Riuh air membisikan kalbu yang rapuh
Janganlah bercermin dilautan keruh
Meratap diantara nurani yang mengeluh
Rengkuh sujud laila Menyimpan tangismu
Satu nama senantiasa utuh dalam perihmu.."
Menepilah kembali dawai untuk laila
Perasaan cinta dari majnun
Menepilah kembali (Benang kerinduan...)
Dawai untuk laila (Damai ketulusan...)
Perasaan cinta (Ikhlaskanlah...)
Dari majnun..
Biarkan aku kini (Menikmati kepiluan...)
Merasakan cinta (Alur khayalan...)
Terpendam dihati (Hanya lukisan...)
Dan tak nyata...
LEMBARAN LAMA
Pernah Kurasa untuk jujur
Namun kumasih berfikir
Begitu berat yang kurasa
Atas semu yang terjadi
Lembaran lama kembali
Kenangan lampupun merekah
Satu bayang silam kini
Hadir kedalam masa kelabu iri
ketika kuterjatuh
Dan ketika kuterhembas
Kau hanya diam dan membisu
Wahai cinta dimanakah
kau sembunyikan rasa itu
Wahai cinta berpalinglah
Atas apa yang kurasa
Namun hari telah berganti
Malampun kian berlalu
seakan nafas nan berhembus
LIMA BAIT SUCI
Saat terkubuka mataku ini
Kau hadir dengan kenangan
Wajahmu masih terlukis indah
dalam keringnya seluruh nafasku
kau taburkan benih cintanya
Didalam Hati yang membisu
Tinggalkan semua bayang
hempaskan wangi jiwamu
naluri diriku dan dirimu
Tinggalkan semua kenangan
Kala senja turut menepi
Malampun datang menemani
Lambaikan diri ini berlalu
Dari sahara putih membeku
Biarlah seuntai anganku
Berlalu dan memeluk rindumu
MENGGAPAI BUKIT PERTEMUAN
Ketika tujuh hari dilalui
Dinding dinding langit tercipta
Dihiasi kaca surgawi yang indah
Dan bumi terhampar luas
Wahai anak adam…
Bangkitlah dari tidurmu
yang diselimuti dosa
Wujudkan mimpi mimpimu
Pegang erat tanganku
Api kehidupan yang abadi
Memaksa kita untuk bangkit
Tinggalkan janji janji
Kita gapai bukit pertemuan
Padamkan api kehidupan
Nyalakan cahaya kegelapan
Raih kaca kaca surgawi
Diatas puncak bukit pertemuan
Biarkan seribu tangis berlalu
Biarkan Lautan air mata mengalir
Ditangankulah semua itu berjalan
Kita gapai bukit pertemuan
MIDAS
Lintah liar mengoyak dagingku
Kunikmati perih pilu cumbuan khobaitsi
Lelah gundah untuk temukan dirinya
Apa ini masokisme
Tak mau kuberhenti kurajam diri sendiri
Bagai rindu nosferatu
Pada surya di benderang hari
Singkapkanlah sekejapun
Cadar hitam gerhana purnama
Menepilah dari langit
Perbudak jasadku
Seperti kau perbudak jiwaku
Mengapa tak ada jalan yang mudah selalu menyakitkan
Seolah midas seujung sentuh berubah tragedy
Layak kanabis membuai berwujud ambrosia
Lalu perih menuai kumencandu namamu
Aku majnun yang berlayar
Dalam badai sahara rindu
Menatap cakrawala malam
Apa rangkaian mutiara biduk itu kalung yang bersandar didadamu
Maka tikam nadi leherku dengan delapan mata kejora
Biar nyawaku lepas terbang dikanopi hadramaut
Cumbu bangkaiku siluet merah yang hanya bertabir darah
REINKARNASI
Satu masa yang telah pergi
Takan pernah kan kembali
Bening kaca, kaca surgawi
Berpijar untuk selamanya
Ketika air mata mengalir
Ketika manusia berdosa
Semuanya akan musnah
Bersama waktu...
Kucoba untuk memejamkan mataku
Didalam rintihan hati...
Hadapi bayangan semu
Berharap akan kembali
Hadapi bayangan semu
Berharap akan kembali
Satu masa yang telah pergi
Takan pernah kan kembali
Bening kaca, kaca surgawi
Berpijar untuk selamanya
SENGKAKALA UHUD
Ketika sangkala uhud tiup
Ketika parit khondak digali
Langit yang seolah membisu
Bangkit bersama awan hitam
Bening tetes air mata surga
Mengalir lewati buai sanubari
Berpaling selimuti kalbu hitam
Terlintas bayang semu
Seruan sang khalifah bumi
Mengiringi hempas sayap Jibril
Menggema untuk dunia hitam
Tertimbun serpihan puing dosa
Datanglah untuku satu malam
Penuh kenangan yang padam
Bisikan dalam sisi pilu hatiku
Bias makna cinta
Bening tetes air mata surga
Mengalir lewati buai sanubari
Berpaling selimuti kalbu hitam
Terlintas bayang semu
SCARLET DIVINE
Dalam sepi kusendiri
terus menepi
Kutuliskan sajak cinta
tentang bayangmu
Kutakan bisa memelukmu
walau kau masih disisiku
Kau hanya bayang semu
Yang slalu menghiasi tuk anganku
Kubisikan bait malam
pada mimpimu
Takan pernah kumengerti
arti cinta itu
Kini kau bawa sejuta mimpi
Dan kau berikan untuku
Kau hanya bayang semu
Yang slalu menghiasi tuk anganku
SEBUAH SYMPHONI
Kuberjalan dalam Sepi
cahayamu kuberserah
Lewati purnama lalui malam
Terbaring tanpamu
Hamparan langit
yang menghitam
Kegelapan malam
Bening kaca surgawi
yang memudar
dalam diriku
kurasa semua mimpi
Saat mentari memudar
Terdengar alunan malam
Pecahkan semua kenangan
Izinkan aku melangkah
Dalam sisi kilau bintang
Berikan padaku satu
Rahasia langit yang membisu
SENJA ABADI
Terlintas dibenaku rasa yang pergi
Apakah semua hanyalah mimpi
Biaskan aku seberkas cahaya
Kian tenggelambersama senja
Kegelapan yang membisu
Ku akan bangkit dari kenyataan
Yang telah memudar
Dalam impian yang telah lama
Menghilang
Akan kulalui semua nista dalam jiwa ini
Tersirat satu makna takan kembali
Terbang tinggi menuju senja yang abadi
Hamparan surgawi
Kulukiskan dunia dengan penuh warna
Bagai bintang yang bersinar terang
Akan kulalui semua nista dalam jiwa ini
Tersirat satu makna takan kembali
Hati yang kian membeku terkikis oleh dosa
Terukir dalam jiwa tanpa cinta
STIGMATA SAVANNAH
Kurasakan atas mimpi kau berpaling
Kaurasakan tangis pilu dalam diriku
Dimanakah cinta itu?
Hilang tanpa bayangan
Kaupergi tinggalkanku...
Menepi disavannah
Kau tebar Stigmata
pesona janji manis
pada Dusta
Dalam merah libido
Serta rindu gamorah
Kaulangkahkan jalanku
Penuh kegelapan
It's not lash they fear
It is my divine power
But I'am a generous God
I will make your warlock
Of all greenery
You'll carry my spellbound
To the heart of enchant
Your hellsinian rival
will kneel at your feet
Haruskah kumenunggumu yang berlalu
Haruskah Kaumenantiku pada anganmu
Kemanakah rasa itu?
Mungkinkah dia telah pergi?
Kau buatku sendiri..
SYMPHONIUM
dalam keheningan jiwa ini masih
mencari bayangan dihatinya
waktu yang berlalu takan kembali
mengisi hariku disisimu
Dalam kegelapan malam purnama
kau pergi tinggalkan kusendiri
Diiringi angin ragaku menerpa
Luasnya samudra air mata
Merekahlah bunga layu
didalam hati yang membisu
Hadirkanlah kepadaku
bayang rindu itu
dihatiku..
Terbanglah bersama tiga titik nafasku
Heningkan semua malam demi malammu
Cumbulah tubuhku
kupersembahkan untukmu
Kini Telah aku temukan
dan aku lalui kehampaan Bersama
Nyanyian duka
Kuraih keabadian
STILL I DONT KNOW WHY
Waktu Terus berlalu
dalam untaian sendu
Kian Lama membisu
kumenantimu
Dalam buaian jamshid
serta risalah rowdhid
Desah angin bersua
kelabu biru
Dimanakah dapat kutemukan
bayang dirimu dalam himpitan rindu
Dimanakah akan kudapatkan
asa hatimu pada alunan pilu
I dare not to sleep anymore
Cause I hear her voice
in every nightmare in my dreams
Masih terus terasa
perih yang menerpaku
Akankah kita mampu
terus bersama
Can you tell me now
what you had done
if you were me...
and still I don't know who
Album : Compilation
Genre : Gothic
Location : Jawa Barat
Track List :
ENAM MASA PENCIPTAAN
Untuk sekian lamanya
Jiwa yang penuh hikmat nan indah
Diiringi sipuan senyum surga
Dengan sepenuh hatinya untukku
Namun datanglah saat dimana tangan ini
Merangkai dosa sejak hari penciptaan
Sampai surga menghempaskan diriku
Dalam keadaan hina lagi terkutuk
Apakah kejahatan malam membuat jiwa ini
Terhampar seperti puing-puing bintang
Yang jatuh kepermukaan bumi…?
Apakah karena seluruh dosa telah diwariskan
Kepada seluruh anak cucu Adam…?
Apakah karena Isrofil yang masih menunggu
Hari yang dijanjikan untuk meniup sangkalanya…?
Atau apakah karena Jibriel tidak lagi
Diutus menurunkan wahyu setelah kenabian
Telah usai…?
Aku hendak naik ke langit
Aku hendak mendirikan takhta
Mengatasi bintang-bintang Tuhan
Aku hendak duduk diatas bukit pertemuan
Aku hendak naik mengatasi awan-awan
Aku hendak menyamai Yang Maha Tinggi
ARABIAN DREAMS
Wind lick the spear thet planted
To the corpse of the catasthrophe
Falling tears of the cloudy skies
Showering the putrescence surface
Of landscape that and enshroud
By convergent remains
From armour of the end
That defleshed by the deity plague
Duhai pengisi tahta birahi
Tidakah kentara gema pembuka
Kisah masa cekam mengerikan
Cerai beraikan kita berdua
Mata pedang ini bara hasratku
Cabik apapun yang membayangi
Langkahku mencari antara kafilah galaksi
Dan sandingkan dua hati kami
Dimanakah kita saat Ya’juz dan Majuz terbebas
Sempatkah kita bersua sejak Almasih Dajjal lahir
Dan pembantaian dimulai…
DATANG DAN PERGI
Apa yang seharusnya akan terucap
Justru hilang semuanya
Dalam kelam datang dan pergi
Datang dan pergi,...
Tak peduli bagaimanakah hatiku..
Dalam gelap yang selalu Menyesakan
Biar kusendiri sekedar elus hati
karna kuingini
Menatap senja sambil memalingkan muka
Selamat tinggal semuanya kisah cinta
Bukan untuk datang dan pergi namun kusendiri
Tinggalkan cerita dalam masa yang lalu…
Dari ujung tanduk aries
Kulihat mentari jatuh tenggelam
Kau menjelma dalam kegelapan malam
Menari bersama ribuan bintang
Seribu pilu perang badar
Terbayang sejuta keheningan
Biarpun nyawaku terlepas
Kumasih berharap dirimu ada disisiku
FALLING DOWN
Was I made from the soil of inferno
As my flesh keep tortured over and over again
Was the pregnancy of me in the ugly year
And I was given born in deth penalty
Along the mourning records of the fall
Eversince Lucifer to eve
down to earth to habil’s homicide
Was I aborted since my early embryonic grow
Or I am a flesh from incestuous filthy deeds
That I’am crying all the sin of the elder one
Or I’am the of mother nature anathema
Along the mourning records of the fall
Eversince Lucifer to eve
down to earth to habil’s homicide
Was hate given born to stare at my move
I’m falling down like an early sin of the serpent’s wrath
Guilt and pain are two sides of my broken wing
And I was given a born in death penalty
I wish I was dust who was given born in nothingness
Was hate given born to stare at my move
Eversince Lucifer to eve down to earth to habil’s homicide
FORSIT VIRGINITY
Terdengar satu ungkapan
Hembusan Hulu anka
Buaian nujum golgota
Serpihan cinta
Bisikan merah virginitY
Meruntai disanubari
Dikhoibar kau ungkapkan kesetiaan
Dalam buaian ahli nujum
Dan pilu mastrubasi
Kumasih berharap temukan
bait cinta abadi
Meruntai dalam merah senja
Mengalir kepiluan
Kutemukan sebuah sisi
Dimalam gerhana purnama
Benderang putih cahaya purnama
Menari didalam hati pertama
Hiasi sebuah angan ternama
Sewangi bunga masa harasenama
Kulihat indah wajahmu
Memudar pada duka
Kukecup manis bibirmu
dikerinduan
Himpitan rindu forsity
Menari dan penuh arti
Pelukan erat tubuhmu
Mengiringiku
HYBRID CHOSROES
Kumelangkah telusuri hari
Meniti apa yang kucari
Bayangmu slalu terkenang indah
Diantara kafilah dini
Datanglah untuk malamku
Bersama tarbiz nyanyianmu
pada alunan rindu
Didalam lunai anganku
Terikat satu kerinduan
Pada wangimu kini
Biarlah itu semua
Berlalu dengan hampa
Walau kita masih bersama
Hanya satu mimpi kita
Masih terus kuraba
Didalam semu dunia
Hanya angin menerpa ragaku
Disisi indahnya Chosroesmu
Akankah semua ini
Mampu kita lalui
Disaat beku teruji
Yakinkanlah dihati
Asa akan menggapai
Atas apa yang kita cari
KU UCAPKAN SELAMAT TINGGAL
Kuberjalan sendiri
Dalam himpitan dunia
Terjerat kepedihan hati
Berpaling dari semua hasrat
Kegelapan malam
Membeku dalam hampa
Warna yang telah memudar
Kuucapakan selamat tinggal
Bunuh dirimu,...
Hempaskan nafas terakhirmu
Bawa serta jiwamu,...
Menuju gerbang keabadian
Tinggalkan duniamu
Biarkan mereka meratap
Karena hidup tanpa arti
Menuju bakaran semu
Semasa yang penuh dosa
Kebencian dalam hatiku
Semua takan pernah berubah
Kuucapkan selamat tinggal...
LAILA MAJNUN
Kau Indahkan malamku antara putaran rindu
Begitu berat kuungkap kejujuran hatiku
Bagaikan syair tanpa syahdu
"..Rajut benang keikhlasan
Rangkul damai ketulusan
Peluk kasih tulus kerinduan
Senyuman hanya sketsa kenangan
Mencintai angan-angan
Menjadi alur khayalan
Bayangan semu hanya lukisan kosong
Praduan.."
Biarkan aku kini merasakan cinta
Terpendam dihati dan tak nyata
Diufuk hudaibiyah tersirat rintihan tangis
Kau tiup siluet nafasku pada senja terbentang
Seuntai anganku terkenang
"..Riuh air membisikan kalbu yang rapuh
Janganlah bercermin dilautan keruh
Meratap diantara nurani yang mengeluh
Rengkuh sujud laila Menyimpan tangismu
Satu nama senantiasa utuh dalam perihmu.."
Menepilah kembali dawai untuk laila
Perasaan cinta dari majnun
Menepilah kembali (Benang kerinduan...)
Dawai untuk laila (Damai ketulusan...)
Perasaan cinta (Ikhlaskanlah...)
Dari majnun..
Biarkan aku kini (Menikmati kepiluan...)
Merasakan cinta (Alur khayalan...)
Terpendam dihati (Hanya lukisan...)
Dan tak nyata...
LEMBARAN LAMA
Pernah Kurasa untuk jujur
Namun kumasih berfikir
Begitu berat yang kurasa
Atas semu yang terjadi
Lembaran lama kembali
Kenangan lampupun merekah
Satu bayang silam kini
Hadir kedalam masa kelabu iri
ketika kuterjatuh
Dan ketika kuterhembas
Kau hanya diam dan membisu
Wahai cinta dimanakah
kau sembunyikan rasa itu
Wahai cinta berpalinglah
Atas apa yang kurasa
Namun hari telah berganti
Malampun kian berlalu
seakan nafas nan berhembus
LIMA BAIT SUCI
Saat terkubuka mataku ini
Kau hadir dengan kenangan
Wajahmu masih terlukis indah
dalam keringnya seluruh nafasku
kau taburkan benih cintanya
Didalam Hati yang membisu
Tinggalkan semua bayang
hempaskan wangi jiwamu
naluri diriku dan dirimu
Tinggalkan semua kenangan
Kala senja turut menepi
Malampun datang menemani
Lambaikan diri ini berlalu
Dari sahara putih membeku
Biarlah seuntai anganku
Berlalu dan memeluk rindumu
MENGGAPAI BUKIT PERTEMUAN
Ketika tujuh hari dilalui
Dinding dinding langit tercipta
Dihiasi kaca surgawi yang indah
Dan bumi terhampar luas
Wahai anak adam…
Bangkitlah dari tidurmu
yang diselimuti dosa
Wujudkan mimpi mimpimu
Pegang erat tanganku
Api kehidupan yang abadi
Memaksa kita untuk bangkit
Tinggalkan janji janji
Kita gapai bukit pertemuan
Padamkan api kehidupan
Nyalakan cahaya kegelapan
Raih kaca kaca surgawi
Diatas puncak bukit pertemuan
Biarkan seribu tangis berlalu
Biarkan Lautan air mata mengalir
Ditangankulah semua itu berjalan
Kita gapai bukit pertemuan
MIDAS
Lintah liar mengoyak dagingku
Kunikmati perih pilu cumbuan khobaitsi
Lelah gundah untuk temukan dirinya
Apa ini masokisme
Tak mau kuberhenti kurajam diri sendiri
Bagai rindu nosferatu
Pada surya di benderang hari
Singkapkanlah sekejapun
Cadar hitam gerhana purnama
Menepilah dari langit
Perbudak jasadku
Seperti kau perbudak jiwaku
Mengapa tak ada jalan yang mudah selalu menyakitkan
Seolah midas seujung sentuh berubah tragedy
Layak kanabis membuai berwujud ambrosia
Lalu perih menuai kumencandu namamu
Aku majnun yang berlayar
Dalam badai sahara rindu
Menatap cakrawala malam
Apa rangkaian mutiara biduk itu kalung yang bersandar didadamu
Maka tikam nadi leherku dengan delapan mata kejora
Biar nyawaku lepas terbang dikanopi hadramaut
Cumbu bangkaiku siluet merah yang hanya bertabir darah
REINKARNASI
Satu masa yang telah pergi
Takan pernah kan kembali
Bening kaca, kaca surgawi
Berpijar untuk selamanya
Ketika air mata mengalir
Ketika manusia berdosa
Semuanya akan musnah
Bersama waktu...
Kucoba untuk memejamkan mataku
Didalam rintihan hati...
Hadapi bayangan semu
Berharap akan kembali
Hadapi bayangan semu
Berharap akan kembali
Satu masa yang telah pergi
Takan pernah kan kembali
Bening kaca, kaca surgawi
Berpijar untuk selamanya
SENGKAKALA UHUD
Ketika sangkala uhud tiup
Ketika parit khondak digali
Langit yang seolah membisu
Bangkit bersama awan hitam
Bening tetes air mata surga
Mengalir lewati buai sanubari
Berpaling selimuti kalbu hitam
Terlintas bayang semu
Seruan sang khalifah bumi
Mengiringi hempas sayap Jibril
Menggema untuk dunia hitam
Tertimbun serpihan puing dosa
Datanglah untuku satu malam
Penuh kenangan yang padam
Bisikan dalam sisi pilu hatiku
Bias makna cinta
Bening tetes air mata surga
Mengalir lewati buai sanubari
Berpaling selimuti kalbu hitam
Terlintas bayang semu
SCARLET DIVINE
Dalam sepi kusendiri
terus menepi
Kutuliskan sajak cinta
tentang bayangmu
Kutakan bisa memelukmu
walau kau masih disisiku
Kau hanya bayang semu
Yang slalu menghiasi tuk anganku
Kubisikan bait malam
pada mimpimu
Takan pernah kumengerti
arti cinta itu
Kini kau bawa sejuta mimpi
Dan kau berikan untuku
Kau hanya bayang semu
Yang slalu menghiasi tuk anganku
SEBUAH SYMPHONI
Kuberjalan dalam Sepi
cahayamu kuberserah
Lewati purnama lalui malam
Terbaring tanpamu
Hamparan langit
yang menghitam
Kegelapan malam
Bening kaca surgawi
yang memudar
dalam diriku
kurasa semua mimpi
Saat mentari memudar
Terdengar alunan malam
Pecahkan semua kenangan
Izinkan aku melangkah
Dalam sisi kilau bintang
Berikan padaku satu
Rahasia langit yang membisu
SENJA ABADI
Terlintas dibenaku rasa yang pergi
Apakah semua hanyalah mimpi
Biaskan aku seberkas cahaya
Kian tenggelambersama senja
Kegelapan yang membisu
Ku akan bangkit dari kenyataan
Yang telah memudar
Dalam impian yang telah lama
Menghilang
Akan kulalui semua nista dalam jiwa ini
Tersirat satu makna takan kembali
Terbang tinggi menuju senja yang abadi
Hamparan surgawi
Kulukiskan dunia dengan penuh warna
Bagai bintang yang bersinar terang
Akan kulalui semua nista dalam jiwa ini
Tersirat satu makna takan kembali
Hati yang kian membeku terkikis oleh dosa
Terukir dalam jiwa tanpa cinta
STIGMATA SAVANNAH
Kurasakan atas mimpi kau berpaling
Kaurasakan tangis pilu dalam diriku
Dimanakah cinta itu?
Hilang tanpa bayangan
Kaupergi tinggalkanku...
Menepi disavannah
Kau tebar Stigmata
pesona janji manis
pada Dusta
Dalam merah libido
Serta rindu gamorah
Kaulangkahkan jalanku
Penuh kegelapan
It's not lash they fear
It is my divine power
But I'am a generous God
I will make your warlock
Of all greenery
You'll carry my spellbound
To the heart of enchant
Your hellsinian rival
will kneel at your feet
Haruskah kumenunggumu yang berlalu
Haruskah Kaumenantiku pada anganmu
Kemanakah rasa itu?
Mungkinkah dia telah pergi?
Kau buatku sendiri..
SYMPHONIUM
dalam keheningan jiwa ini masih
mencari bayangan dihatinya
waktu yang berlalu takan kembali
mengisi hariku disisimu
Dalam kegelapan malam purnama
kau pergi tinggalkan kusendiri
Diiringi angin ragaku menerpa
Luasnya samudra air mata
Merekahlah bunga layu
didalam hati yang membisu
Hadirkanlah kepadaku
bayang rindu itu
dihatiku..
Terbanglah bersama tiga titik nafasku
Heningkan semua malam demi malammu
Cumbulah tubuhku
kupersembahkan untukmu
Kini Telah aku temukan
dan aku lalui kehampaan Bersama
Nyanyian duka
Kuraih keabadian
STILL I DONT KNOW WHY
Waktu Terus berlalu
dalam untaian sendu
Kian Lama membisu
kumenantimu
Dalam buaian jamshid
serta risalah rowdhid
Desah angin bersua
kelabu biru
Dimanakah dapat kutemukan
bayang dirimu dalam himpitan rindu
Dimanakah akan kudapatkan
asa hatimu pada alunan pilu
I dare not to sleep anymore
Cause I hear her voice
in every nightmare in my dreams
Masih terus terasa
perih yang menerpaku
Akankah kita mampu
terus bersama
Can you tell me now
what you had done
if you were me...
and still I don't know who
Tidak ada komentar:
Posting Komentar